Proyek Betonisasi Dan Jembatani Penghubung di Kampung Bayur Diduga Sarat Penyimpangan Korupsi
Chaneltupikorbamten.com TANGERANG – Proyek betonisasi dan pembangunan jembatan penghubung yang berlokasi di Kampung Bayur RT 015/RW 005, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, diduga sarat penyimpangan. Proyek ini dilaksanakan tanpa papan informasi publik yang wajib dipasang sesuai regulasi. Hal tersebut terpantau pada Kamis sore (29/05/2025).
Ketidakhadiran papan informasi—yang seharusnya memuat detail penting seperti sumber anggaran, nilai proyek, pelaksana, serta waktu pelaksanaan—menimbulkan kecurigaan bahwa proyek ini tidak transparan. Muncul dugaan bahwa proyek dijadikan ajang “bacakan” anggaran, sebuah istilah yang menggambarkan dugaan praktik pemborosan atau penyalahgunaan dana oleh oknum demi keuntungan pribadi atau kelompok.Jumat (30/5/2025)
Minimnya informasi dan pengawasan publik membuka peluang terjadinya penyimpangan, termasuk potensi korupsi dan pelanggaran hukum lainnya. Masyarakat pun mempertanyakan kualitas dan daya tahan proyek tersebut, mengingat banyak proyek tanpa pengawasan berakhir tidak sesuai spesifikasi dan tidak memberi manfaat maksimal.
Lebih jauh, di lokasi proyek, seorang pria berinisial HS yang diduga sebagai pelaksana, diduga bersikap intimidatif terhadap wartawan. Ia bahkan terlihat menantang, “Silakan laporkan saja ke dinas, saya gak takut,” ucap HS. Ia juga sempat menyinggung proyek betonisasi di Desa Sidoko yang pernah diberitakan oleh salah satu media online. Menurutnya, berita tersebut ditayangkan tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
Padahal, menurut keterangan wartawan yang meliput, konfirmasi telah dilakukan sebelumnya, namun tidak direspons oleh HS. Sikap arogan tersebut pun menuai kritik dari berbagai pihak.
Ketua Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Provinsi Banten, Syamsul Bahri, mengecam keras sikap pelaksana proyek yang diduga mengintimidasi wartawan. “Wartawan itu pilar keempat demokrasi. Mereka berhak memberitakan apa yang ditemukan di lapangan. Seharusnya pelaksana proyek tidak bersikap arogan terhadap kontrol sosial seperti wartawan,” tegas Syamsul.
Penulis: Joni Hermawan
Editor : Siti Munawaroh